Senin, 13 Desember 2010

Awal dari cerita panjang (InsyaAllah) - IV

Dia, aku perhatikan pemuda yang cerdas, sangat rapi tatanan bahasanya, juga lembut. Seorang tanggung jawab, dan menurutku dapat diandalkan. Pembawaannya tenang maka tak salah kalau kami menunjuknya sebagai pemimpin kelompok kami. Bukan bermaksud memuji, tapi dengan fikiran yang jernih dan tanpa kecondongan, jauh sebelum dirinya rajin mengontakku, begitulah penilaianku terhadap dirinya.

Sampai saat ini masih nilai positif yang aku temukan dalam dirinya. Entahlah..tapi pasti pun dia memiliki kekurangan, pasti..karna dia bukan nabi ataupun malaikat. Tapi dengan kematangan yang dia miliki saat ini aku yakin dia lah seorang yang dapat diandalkan. Mungkinkah aku jatuh hati padanya?? hahayyy.. masyaAllah, hampir tak percaya. Jika iya alhamdulillah akhirnya aku bisa membuka mata dan hati untuk yang lain. Dan dia, insyaAllah jauh lebih baik dari seorang yang dulu pernah buatku hampir "buta".

Usianya sudah hampir kepala 3 (2 tahun lagi sih..hehe), usia yang matang, dan bukan waktunya lagi untuk tetap sendiri. Aku sadar, dengan umur sekian jika ada usaha untuk mendekati wanita, itu bukan suatu yang tanpa arah dan tujuan. Apalagi dengan pribadi sepertinya, rasanya tak mungkin juga jika dia mendekati wanita sekedar iseng mendekati. Dan apakah aku seorang yang ditunjuknya..?? hahh.. ya Tuhan, seorang shaleh seperti dia siapa pula yang mau nolak. Dan bagiku, salah satu cita-cita terbesar dalam hidupku adalah memiliki pendamping hidup yang shaleh, yang dapat memuliakan orangtuaku, yang dapat membangunkanku di saat jatuh, menguatkanku di saat lemah, mengingatkan dan membinaku ketika iman sedang turun..saling mengingatkan, saling menguatkan.

Teringat sebuah ayat dalam Al-Qur'an "perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula)......."(An-Nur: 26). Teringat bagaimana diriku ini, apa aku pantas bersanding dengannya? Apa aku perempuan yang cukup baik untuk dirinya,, hati ini pernah terkotori dengan (sempat) mengharapkan orang lain, sampai hampir "buta", orang lain yang bukan siapa-siapa, belum punya ikatan apa-apa. Aku belum kenal betul bagaimana dia, tetapi dari air wajahnya dapat ku tangkap tanda-tanda keshalehan dalam dirinya. Ahh sudahlah terlalu banyak aku berangan.

Aku, satu bulan yang lalu tepat usiaku hampir memasuki 1/4 abad (cuma minus 2 tahun lagi). Teman-teman seumuranku sudah banyak yang tak lagi single. Dan aku, aku pun telah letih dengan sendiriku. Letih meladeni SMS-SMS aneh bin ga jelas, miscal-miscal dari "unknown number", bahkan ada "orang gila" yang pernah nekad menggunakan ilmu hitam untuk mendapatkanku (sekitar akhir tahun, setahun yang lalu). Mungkin saat itu aku benar-benar sedang futhur, sehingga pengaruh jahat itu bisa masuk. Syukur alhamdulillah pengaruh hitam itu segera disadari keluargaku, aku sempat terkena tapi lagi-lagi aku sangat bersyukur karna saat terkena pengaruh jahat tersebut aku masih ingat Tuhan, aku tak terpengaruh dengan ajakan yang "macam-macam" dari si "orang gila" itu. Sampai saat ini, tangan dan bagian yang lain masih "bersih" dari sentuhan laki-laki yang blm halal bagiku. Akan ku jaga semampuku, insyaAllah...

Pernah juga ada seorang teman yang nekad ingin datang jauh-jauh dari tempat tinggalnya hanya untuk bertemu saat hari miladku (ya elah..ngpain juga, siapa kau sampe segitunya, suami bukan, saudara bukan, sikap lo itu justru bikin gw takut!). Aku letih dengan gosip-gosip tentang diriku. Gosip yang dari dulu (sejak s1) itu-ituuuu saja isinya, ada pula yang berkata bahwa keputusanku untuk melanjutkan kuliah lantaran ada si Y yang juga melanjutkan kuliah. Astagfirullah..tega sekali yang bicara sepeti itu, fikiran yang sempit, naif sekali!

Letih..letih..sangat letih, capek. Berharap seorang yang dapat menjagaku, melepasku dari semua keletihan ini. Aku betul-betul sangat lelah (semoga gak lebay). Aku takut. Kini betul sangat berharap akan perlindungan Allah dr fitnah dunia..ingin bersegera berdampingan dengan seorang yg shaleh pilihan terbaik Allah dalam sebuah pernikahan. Saat ini posisiku masih sebagai mahasiswa, aku juga belum punya apa-apa (dalam bentuk materi) untuk membalas kebaikan orangtuaku. Tapi tolak ukur kesiapan seorang perempuan untuk melepas kesendiriannya bukan dilihat dari itu, bukankah begitu? Tapi dilihat dari bagaimana kesiapan mental dan segala konsekuensi yang dihadapi jika sudah hidup dengan orang lain. Siapkah dengan tanggungjawab sebagai istri, sebagai ibu, dan sebagainya. Dan aku siap. Orangtuaku bukanlah yang awam dalam urusan agama. Jika dalam waktu dekat ada seorang yang datang dengan niat baik padaku (tak hanya niat baik tapi tentu juga yang ku sukai) aku yakin ibu ayah akan mengabulkannya. Semoga.., permudahlah yaa Rabb..

4 komentar:

Biasa Aja mengatakan...

tidak salah jika nikah itu penyempurna dari keislaman. semoga dipermudah olehNya,
dan memang betul, menjaga batasan2 antar lawan jenis itu sesuatu yang sangat berat, semua yg muda pasti merasakannya,PASTI, apalagi sampai ada yg ngebwt 'buta', dan semoga ane pribadi ga dibwt 'buta' jg (olehNya)pd sesorang nantinya, apalagi 'buta' hanya karena rupa dan hartanya,

sekali lagi ane ucapkan SELAMAT!, dan semangat untuk melanjutkan menjadi ikatan halal dan baik, sebagai teman, ane mendukung 99,99% (opsional 0,01%)

Aw..aw.. mengatakan...

Thanks a lot ya sobat.. do'akan sajah :)

Biasa Aja mengatakan...

aksi konkritnya donk. lebih cepat, lebih baek

Aw..aw.. mengatakan...

iyeeeee......

bawel dah ahh..hehehe